Krisis bahan bakar minyak (BBM) melanda Bengkulu dalam beberapa hari terakhir. Warga terpaksa mengantre panjang di sejumlah SPBU, dengan antrean kendaraan yang mengular hingga dua kilometer. Kelangkaan ini membuat harga eceran BBM di tingkat pedagang liar melonjak drastis, bahkan menembus Rp30 ribu per liter.
Warga yang membutuhkan BBM untuk kendaraan maupun usaha kecil mengaku kesulitan. “Saya antre sejak pagi, tapi sampai siang belum juga dapat. Di luar, orang jual sampai Rp30 ribu per liter. Itu pun rebutan,” kata Edi, seorang pengemudi ojek di Kota Bengkulu.
Beberapa SPBU mengaku hanya menerima pasokan terbatas dari distributor. Hal ini membuat mereka tidak mampu memenuhi permintaan yang terus meningkat. “Kami hanya menerima setengah dari kuota biasa. Jadi, antrean tak bisa kami hindari,” ujar manajer salah satu SPBU di kawasan Muara Bangkahulu alternatif medusa88.
Kelangkaan ini berdampak pada sektor ekonomi lokal. Nelayan kesulitan melaut karena tidak mendapat solar, sementara pedagang kecil terpaksa menaikkan harga barang karena biaya distribusi meningkat.
Pemerintah Provinsi Bengkulu telah menurunkan tim untuk memantau distribusi dan mendata kebutuhan riil di lapangan. Mereka juga berkoordinasi dengan Pertamina untuk mempercepat penyaluran dan mencegah penimbunan.
“Kami akan tindak tegas pihak yang terbukti menimbun atau mempermainkan distribusi BBM,” tegas Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bengkulu, Arif Maulana.
Krisis ini menunjukkan pentingnya distribusi energi yang merata dan tepat sasaran. Pemerintah perlu segera mengatasi situasi ini agar aktivitas warga dan roda ekonomi Bengkulu tidak lumpuh total.